Berkunjung ke Masjid Ala Istanbul-Turki di Kota Jember

/
0 Comments
(Komplek Masjid Roudhotul Muchlisin tampak luar)
 
Predikat negara dengan 1001 masjid yang indah nan mengagumkan bagi saya pantas diberikan kepada negara Turki. Bagaimana tidak, banyak masjid yang berdiri megah disana yang merupakan objek dari serangkaian panjang sejarah atas kemenangan umat islam pada masa Turki Utsmani. Masjid dengan gaya arsitektur masa Ottoman Empire ini mempunyai ciri khas menarik yang membedakan masjid ini dengan masjid-masjid di belahan dunia yang lain. Hal tersebut menjadi salah satu alasan para wisatawan berwisata dengan nuansa religi di negara dengan julukan “negara kebab” ini.

Tidak perlu jauh-jauh kesana bagi masyarakat Jember yang ingin menikmati keindahan masjid seperti yang ada di Turki. Cukup dengan pergi ke jantung kota Jember, kita bisa mendapati masjid bernuansa Turki. Saat akan memasuki masjid, kita sudah disambut dengan neon box ukuran besar berwarna merah yang bertuliskan “ROUDHOTUL MUCHLISIN”, yang berarti Surganya Orang Ikhlas. Tidak hanya disambut oleh neon box tersebut, di bagian selatan neon box kita dapat melihat air mancur yang sangat besar, dan akan lebih mengagumkan lagi jika kita berkunjung saat malam hari karena terdapat lampu berwarna-warni bergantian memancarkan cahayanya diantara air mancurnya.

Seiring berjalannya waktu, makna wisata religi mulai meluas. Selain ziarah makam, kini mengunjungi masjid yang memiliki nilai sejarah ataupun nilai estetika yang tinggi juga disebut sebagai wisata religi. Saat ini, Masjid Roudhotul Muchlisin menjadi salah satu destinasi wisata Jember bernuansa religi yang banyak dikunjungi. Awalnya, masjid yang terletak di Jalan Gajah Mada no. 180, Kaliwates Kidul ini berdiri sejak tahun 1978. Setelah 31 tahun berdiri dan telah difungsikan sebagaimana mestinya,  pada tahun 2009 mulai dilakukan pemugaran secara total. Sempat mangkrak beberapa tahun, akhirnya pada bulan Maret 2017 lalu masjid ini diresmikan. Yang harus diketahui adalah masjid ini bukanlah milik pemerintah kabupaten Jember, melainkan merupakan tanah wakaf pribadi milik H. Hendi Siswanto yang sekaligus menjadi Ketua Yayasan Masjid Roudhatul Muchlisin. Di tanah wakaf yang luasnya hampir satu hektar ini terdiri dari beberapa bangunan, antara lain: masjid berlantai dua dengan luas bangunan 1500 m2, tempat wudhu + toilet pria dan wanita (yang terpisah dengan bagian masjid), kantor dan kediaman pengurus, dan food corner.
(Masjid Roudhotul Muchlisin tampak dalam)  
Satu kata yang bisa diucapkan saat menginjakkan kaki pertama kali di masjid ini adalah, “MasyaAllah..”. Tampilan luar masjid yang sangat mengagumkan ini mampu menghipnotis siapapun yang memandangnya. Bahkan kita seakan-akan sedang dibawa ke Istanbul-Turki melalui pintu ajaib milik doraemon. Arsitekturnya terlihat megah bak masjid-masjid klasik yang berada di Turki pada umumnya. Dinding luar yang dilapisi cat berwarna kuning emas dan putih menjadikan masjid ini nampak “WAH” dan elegan. Kubahnya berpola mosaik dengan warna merah dan oranye. Jendela-jendelanya berukuran raksasa dengan bingkai warna hijau dan berhiaskan lafadz اَللهُ dan مُحَمَّدٌ. Tak cukup sampai situ saja kita dikagumkan dengan masjid ini. Ketika kita masuk ke bagian dalamnya, mata kita akan dimanjakan dengan keindahan arsitektur islami dan ornamen-ornamennya yang unik. Seluruh dindingnya bertuliskan kaligrafi ayat-ayat suci al qur’an dan asmaul husna. Pilar-pilar penyangganya berukuran besar dan kokoh. Selain itu, terdapat lampu-lampu kecil yang menempel pada pilar yang dihiasi dengan tulisan lafadz اَللهُ. Sajadah berwarna merah yang panjang tergelar bak permadani merah yang terhampar. Hal yang tersebut di atas membuat atmosfer Istanbul-Turki yang kian kental dan terasa. Lantai duanya pun tak kalah mengagumkan. Saat kita melihat ke bawah, kita bisa melihat bagian lantai satu seperti menggunakan “mode panorama” dalam smartphone kita, sangat luas. Biasanya lantai dua digunakan untuk kegiatan mengaji bagi anak-anak di sore hari. Suara mereka yang bersemangat dan lantang menyuarakan senandung al-quran membuat hati siapapun akan tersentuh saat mendengarnya. Selain arsitekturnya yang mempunyai nilai estetika yang tinggi, masjid ini juga mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap. Bagi para wanita yang lupa atau kebetulan tidak membawa alat sholat, masjid ini menyediakan cukup banyak mukenah yang tentunya selalu dirawat dan tidak lusuh. Bagi para pria pun begitu, masjid ini menyediakan cukup banyak sarung. Bukan hanya itu, di masjid ini terdapat jalan untuk para difabel memasuki masjid secara mudah. MasyaAllah, ini mencerminkan bahwa Masjid Roudhotul Muchlisin terbuka bagi siapapun hamba Allah untuk beribadah tanpa terkecuali.

Di sebelah tenggara masjid terdapat bangunan, berkubah tetapi bukan masjid, itu adalah tepat wudhu+toilet untuk pria dan wanita. Saat akan memasukinya, kaki kita akan dibasuh dengan genangan air yang sirkulasinya tetap terjaga. Tujuannya, agar kaki kita suci dari najis. “Bersih..” begitulah kata yang dapat menggambarkan tempat itu. Air keran mengalir dengan lancar membuat siapapun nyaman untuk berwudhu. Tempat wudhu disini menyediakan dudukan untuk mempermudah para lansia (lanjut usia) dan difabel yang akan berwudhu. Saya bisa menjamin “kamar mandi kumuh” tidak akan kita temui di komplek Masjid Roudhotul Muchlisin. Selain masjidnya yang terwat, tempat untuk bersucinya pun juga terawat (tempat wudhu dan toilet). 

Silih berganti orang-orang datang kemari. Hal ini membuat masjid yang selalu terbuka 24 jam ini tidak pernah sepi oleh pengunjung. Menurut salah satu juru parkir di Muchlisin (singkat orang-orang menyebutnya), pada hari Jumat-Minggu (weekend) pengunjung yang datang mengalami kenaikan yang cukup signifikan bila dibanding dengan hari Senin-Kamis (weekday). Bahkan lahan parkir yang cukup luas di dalam area masjid tidak lagi bisa menampung kendaraan, khususnya parkir kendaraan roda empat. “Kalo pas ramai-ramainya, parkiran mobil yang di dalam sudah tidak muat lagi. Jadi ya parkirnya di luar pagar dan hal tersebut sudah mendapat izin dari pihak Satlantas.”, ujarnya.  Pengunjung yang ingin singgah bukan hanya datang dari masyarakat Jember sendiri saja, melainkan ada juga yang berasal dari luar kota. Kendaraan-kendaraan yang parkir bukan hanya yang berplat nomor P (kode plat nomor wilayah kota eks Karesidenan Besuki), melainkan ada juga yang berplat nomor luar. Hal ini membuat kota Jember makin rame!!

Masjid ini terbilang mempunyai fasilitas yang sangat memadai dan lengkap. Selain sarana dan prasarana untuk beribadah yang terpenuhi, disini juga ada food court. Diresmikan pada bulan Ramadhan tahun lalu, food court yang bernama “Food Court Az-Zahra” ini tiap harinya juga tidak pernah sepi pengunjug. Pembangunan food court ini menurut saya sangat tepat, karena melihat pengunjung yang datang bukan hanya berasal dari sekitar Jember saja. Mungkin juga ada para musafir yang singgah untuk beribadah dan juga sedang ingin beristirahat sejenak dan ingin mengisi perutnya yang kosong. Menu yang ditawarkan beraneka ragam, misalnya siomay, soto, rawon, rujak cingur, tahu tek, sate, nasi goreng, mie ayam, jus buah dan lain-lain. Harganya pun terjangkau sekitar Rp. 7.000, 00- Rp. 25.000, 00.

Masjid Roudhotul Muchlisin kini menjadi ikon wisata religi di kota Jember. Selain fasilitasnya memadai, harus diakui bahwa masjid ini juga mempunyai daya tarik yang tinggi karena arsitekturnya indah bernuansa Istanbul-Turki. Jadi selain beribadah, pengunjung juga bisa berswafoto sebagai bentuk kenang-kenangan telah singgah ke masjid ini. Untuk kalian yang belum pernah ke Masjid Roudhotul Muchlisin, tunggu apalagi? Kuy ke Masjid Roudhotul Muchlisin, rasakan sensasi beribadah di masjid Istanbul-Turki tanpa perlu terbang ke Turki :)  “Beribadah tuma’ninah, Berwisata dapat barokah..”

“Artikel ini diikut sertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Taman Botani Sukorambi dan Blogger Jember Sueger #2”
Info lebih lengkapnya teman-teman bisa langsung buka website: 
www.tamanbotanisukorambi.com
www.bloggerjembersueger.com




Baca Juga Nih

No comments:

Komentar dan saranmu akan bermanfaat untukku 😊

Powered by Blogger.