Cuma mau bilang kalo baru aja selesai UAS nih. Tahun depan udah masuk semester 4 hmm. Semoga teman-teman bisa mendapatkan hasil yang memuaskan di semester ini ya! :)



(16 Desember 2018)
“Selamat datang masa dewasa. Banyak tanggung jawab datang. Saatnya mulai mengatur prioritas dengan matang. Mulai terlihat tantangan yang sebenarnya antri menanti di depan”- Indra Sugiarto

Alhamdulillah!! Seorang gadis perempuan yang bernama Amalia Zulfa Pritasari tepat di hari ini menggenapkan usianya menjadi 20 tahun. Wah nggak terasa udah kepala dua/? Tapi sejujurnya beneran belum siap menyandang usia 20 tahun wkwkwk. Tarlagi kalo ada yang nanya, “Umur berapa?” udah harus siap mantap, nggak boleh lupa jawabnya, “Umur 20” haduuu.. Siap nggak siap ya harus siap. Jangan sok dimudakan gitu ngejawabnya, bohong dosanya berlipat kan :D pertama dosa karena bohong bilang umurnya lebih muda dari 20, kedua dosa karena gak bersyukur sama Allah karena udah dikasih nikmat umur panjang sampai sekarang ya kaan..

Alhamdulillah ‘ala kulli hal. Semua yang terjadi dalam kurun waktu satu tahun belakangan ini wajib disyukuri. Banyak sekali hal-hal yang tidak bisa dilupakan yang terjadi selama rentang usia 1-20 tahun saya ini (atau bisa dipersingkat 19-20 aja deh). Kejadian yang menyenangkan, menyakitkan, menyebalkan, menyusahkan, merepotkan (eh kok banyak jeleknya), mengharukan, dan lain sebagainyaaa. Bentar, mau bilang terimakasih nih ke....

1.      Saya mau berterimakasih kepada para sahabat dan teman yang berada di sekitar saya selama ini. Silih berganti selama 20 tahun belakangan ini. Terimakasih atas pengalaman berharga yang kalian berikan! Pengalaman kalian akan saya jadikan motivasi untuk lebih baik ke depannya! Terimakasih juga telah banyak menghibur saya, mengajarkan apa arti hidup yang sesungguhnya.. waduuw beraat. Oh iyaa terimakasih juga buat teman-teman yang sudah mau-maunya memberikan doa baiknya, semoga teman sekalian senantiasa diberi kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat!
2.      Saya juga mau berterimakasih pada suadara dan keluarga. Tanpa ada dukungan dari mereka, apa jadinya saya. Yang suka memberi nasehat, yang suka memberi motivasi, dan kebaikan-kebaikan yang laiin. Terimakasiih saudara dan keluargaku tercintaa..
3.      Saya berterimakasih pada dosen-dosen yang telah mewarnai drama perkuliahan saya baik di semester genap dan ganjil kemarin. Semester genap alhamdulillah mengesankan. Bagi saya, alhamdulillah saya merasa sudah mencapai target yang diinginkan. Kegiatan saya selama perkuliahan juga cukup menyenangkan dan berfaedah. Semester ganjil yang barusan saja berakhir.. hhmm.. terimakasih terkhusus untuk bu dosen yang tidak ingin kusebut namanya. Berkat beliau saya semakin tau di dunia ini tidak hanya dihuni dengan satu persepsi pandangan saja, pasti ada yang tidak sepaham dengan kita dan.. disitulah letak ujiannya. Ada pula tipe orang yang tidak mau mendengar rasionalisasi dari kita, menganggap bahwa dia lah yang paling benar. Satu lagi, manusia kodratnya pernah salah. Bukan sebagai Yang Maha Benar. Terimakasih bu sudah mengajari saya apa arti menerima dengan lapang dada dan menjadikan diri saya bukan manusia lemah.. Tuturmu akan selalu teringat dan akan selalu dikenang. Bahkan akan saya jadikan bahan dongeng kelak huehehe. (Bentar, ini kok jadinya curhat ya)
4.      Saya tak lupa berterimakasih pada sebagian orang yang saya anggap sebagai motivator yang secara tidak langsung prestasi, karakter, dan kepribadian, ataupun latar belakang mereka saya jadikan tolok ukur bagi kehidupan saya. Saya tidak dapat menyebutkan satu persatunya karena banyak wkwkwk :D
5.      Saya sangattt berterimakasih kepada Ayah dan Ibuk saya. Nggak akan berhenti saya cinta dengan mereka!! Semua yang telah mereka berikan sampai saat ini, nggak akan pernah bisa terbalas. Selain berterimakasih, saya juga mau minta maaf kepada mereka... sampai di usia saya yang 20 tahun ini saya belum bisa beri apa-apa kepada mereka, belum sepenuhnya bisa menyenangkan hati orang tua saya. Mereka yang mengajari saya arti kesabaran, ketegaran, mengontrol emosi, dan sikap karakter baik lainnya..

Mungkin waktu kecil dulu, orang tua kita tak lupa merayakan ulang tahun kita. Umur setahun, dua tahun, dan seterusnya. Dan lagi nih biasanya tradisi perayaan ulang tahun di usia remaja “SWEET SEVENTEEN”. Dari sebagian kita pun merayakannya, adapun yang tidak. Tergantung bagaimana kita memaknai bertambahnya umur tersebut. Bagaimana cara kita mensyukuri nikmat dari Allah. Ada teman kita yang merayakannya dengan mengadakan bakti sosial, ada yang merayakan hari miladnya di sebuah gedung, ada yang merayakannya dengan berdzikir dan bertafakur, dan macam lainnya. Atau bahkan biasa saja di hari kelahirannya seolah-olah tidak menjadi hari yang spesial. Ada yang begitu? Ada. Boleh saja ada sebuah bentuk perayaan, mungkin hanya sebagai simbol selebrasi tidak lebih dari itu. Dan itu tergantung kehendak masing-masing pihak (sekali lagi saya tekankan, kehendak masing-masing pihak).

Kini bagi saya, tidak perlu lagi perayaan yang mewah, makin kesini saya semakin mengerti makna bertambahnya umur. Bertambahnya umur berarti berkurangnya usia di dunia ini. Kita tidak tahu usia kita akan berakhir kapan. Namun yang pasti, kita harus mendapatkan point of viewnya dari bertambahnya umur kita yakni, kita harus lebih menyadari kekurangan diri, bermuhasabah (mengevaluasi) diri, dan selalu bersyukur. Apakah syukur saya masih kurang? Apa yang menjadi target tahun sebelumnya, apakah sudah tercapai dengan baik? Itu yang sebaiknya jadi pertanyaan pada diri kita saat memasuki bertambahnya umur.

Seseorang dapat diibaratkan sebagai sebuah organisasi. Dalam sebuah organisasi, ada yang namanya laporan pertanggungjawaban (LPJ) saat akan menjelang reformasi (pergantian kepengurusan). Seseorang pun ada baiknya demikian, dalam diri kita perlu ada LPJ saat akan menjelang bertambahnya umur :( Mengevaluasi program kerja (memuat resolusi yang kita buat selama satu periodik, yakni satu tahun ke belakang), apakah sudah terlaksana dengan baik ataupun belum terlaksana. Apa yang perlu diperbaiki di dalam LPJ kita setahun yang lalu itu dijadikan pembelajaran untuk program kerja tahun depan. Bahasanya udah kek organisator aja ini, sok aktivis :’)  Qodarullah saya lahirnya di penghujung tahun (gak ujung-ujung banget sih, tapi kan bulan ke 12 gitu), jadi kalo mau bikin proker dan LPJ ya sekalian deh berganti tahunnya huehehe. Proker-proker saya selama berusia 19 tahun mungkin belum seluruhnya tercapai, namun saya tetap bangga dengan diri saya yang selalu mau bersemangat untuk memperbaiki keadaan. Gagal tapi bangkit. Alhamdulillah, saya bangga dengan diri saya yang seperti itu! Semoga ke depannya akan tetap begitu.

Umur 20 tahun tak lagi dianggap sebagai usia remaja. Bagi saya, walau usia 20 tahun belum bisa dianggap dewasa dalam KUHPerdata, tetapi usia 20 tahun sudah masanya kita untuk produktif dan menata diri. Amanah yang kita sanggah mulai berat. Tidak mungkin jika kita bermodal penyangga dengan material yang mudah rusak dan rapuh. Masih banyak bagian dari dunia ini yang perlu kita eksplor bersama-sama. Dunia ini hanya sebentar, kawan. Mari manfaatkan waktu yang terbatas ini. Kesempatan yang diberi oleh Allah ini jangan sampai terbuang sia-sia. Dan jangan pula kita terlena dengan gemerlapnya dunia yang fana ini. Jadikanlah dunia dalam genggaman kita dan akhirat di hati kita. Dengan kata lain, boleh mengejar dunia tetapi sesungguhnya kebutuhan iman dan taqwa kita harus lebih diutamakan.

Di era milenial ini banyak pemuda inspiratif yang berpengaruh, bahkan sebelum mencapai usia 20 tahun dia sudah bisa berkontribusi di kancah dunia. Hai pemuda yang berumur 20 tahun seperti saya dan merasa belum melakukan apa-apa, apa kabar diri kita?:’) mungkin artikel ini akan membantu kita untuk lebih bersemangat dalam berproduktivitas di usia muda guys! Klik disini  Tak perlu minder dengan mereka-mereka yang prestasinya sudah dapat dirasakan. Yang kita butuhkan sekarang yakni menata diri kita, membuat prestasi dengan seluruh kemampuan yang kita miliki. Kita bisa punya prestasi dengan versi masing-masing, bukan? Mulai dari satu tekad dan niat dari dalam diri kita..

Tulisan yang saya buat hari ini bukan bermaksud serta merta untuk “menuturi” teman-teman agar berlaku demikian. Ini juga menjadi self reminder bagi saya. Catatan saya untuk ke depannya. Saya sendiri juga merasa bahwa saya banyak kekurangannya. Tapi, hanya dengan “merasa”, ya ngapain gitu kan kalo nggak ada action perubahan dari kita? Sama aja nol puthul. Omong doang! Yuk temen-temen yang usianya seperti saya, yang merasa belum mencapai apa-apa :’) kita belajar menggali potensi yang ada di diri kita. Buat diri kita produktif, mendalami passion yang kita punya. Dan jangan lupa dengan yang mengatur segala di muka bumi ini, Allah Azza wa Jalla.

Oh iya, temen-temen yang belum buat proker atau resolusi untuk tahun depan, segera bikin ya! Akan ada tantangan yang menarik bagi kita di tahun 2019. Semoga tahun ini dapat dijadikan pembelajaran untuk menata tahun-tahun berikutnya. Semoga pula kita tergolong orang-orang yang bermanfaat untuk orang lain, dapat berkontribusi pada negara dan dunia, dan kebaikan-kebaikan lain yang menyertai, aamiiin.. Mungkin artikel ini menjadi artikel penutup di tahun 2018 ini. Terimakasih bagi teman-teman yang mau-maunya membaca tulisan saya yang masih sangat banyak kekurangannya dan masih perlu belajar lagi buat kedepannya. Semangat teman-teman! ^0^)9

Powered by Blogger.