Kamu bukan satu-satunya orang yang tersiksa di rumah ini ya, Ambar!

Hampir seminggu setelah nonton film ini, kalimat diatas adalah dialog dan scene yang paling saya ingat. Entah kenapa, ngefeel bangett sih pokoknya! Yang udah nonton pun sepertinya ketika baca kalimat di atas udah pasti inget scene yang mana, ya khaaan #yangtautauaja

Yap, kali ini kita akan review film Noktah Merah Perkawinan. Film yang rilis tanggal 15 September 2022 ini disutradarai oleh Sabrina Rochelle Kalangie dan diproduksi oleh Rapi Film. Sampai artikel ini diunggah, filmnya masih tayang di bioskop ya! Yang masih setengah hati mau tonton, coba baca reviewnya dulu deh. Oh iya, sebelum itu boleh cek trailernya dulu di sini.

Film ini merupakan sebuah adaptasi dengan judul yang sama dari sinetron yang sangat booming pada tahun1996-1998. Siapa yang baru lahiir di tahun itu? Haha. Dialog yang paling ikonik dari sinetronnya “Aku tampar kamu!”, ucap si suami kepada istrinya.

Sekilas bercerita, jika biasanya saya banyak pertimbangan sebelum nonton, untuk film ini tidak. Karena orientasi saya kali ini adalah mau liat Bli Oka Antara haha, setelah di film Gara-gara Warisan gasempet nonton :( tau tanggal rilis film ini, udah tanpa pikir panjang sih langsung ke bioskop!

Para pemeran versi film berbeda dengan sinetron ya. Jika di versi film, para pemeran utamanya Oka Antara (Gilang), Marsha Timothy (Ambar), Sheila Dara Aisha (Yuli).  Namanya juga adaptasi, tentu ada penyesuaian ya entah dari sisi mana. Tapi, kalo dari film ini penyesuaian selain nama pemeran utama laki-laki yang sebelumnya Priambodo menjadi Gilang, vibes atau rutinitasnya juga sesuai banget sama keadaan di era sekarang. Bukan yang memperlihatkan vibes tahun 90an lagi.

Oke, sekarang ke sinopsisnya. Ambar dan Gilang telah menikah 10 tahun dan dikaruniai 2 buah hati yakni Bagas (Jaden Ocean) dan Ayu (Alleyra Fakhira). Tampak dari luar, mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia. Namun, belakangan kondisi rumah tangga mereka tidak baik-baik saja. Ambar merasa Gilang selalu lari dari masalah saat Ambar membutuhkan solusi dari Gilang. Ambar merasa berjuang sendiri bagi keutuhan rumah tangganya. Sedangkan Gilang sudah merasa melindungi penuh keluarganya. Ditambah lagi ada campur tangan dari ibu Ambar dan Gilang.

Hingga pada akhirnya Yuli datang di kehidupan Gilang. Yuli adalah murid dari kelas keramik Ambar. Karena suatu kepentingan, Yuli dan Gilang punya komunikasi yang begitu intens dan membuat Ambar curiga kepada mereka. Yuli tampak menyimpan rasa pada Gilang yang mulai merasa nyaman ada wanita baru di hidupnya. Sesumbar kabar akan kedekatan Yuli dan Gilang semakin nyata terdengar di telinga Ambar, hingga pada akhirnya ia melihat kenyataan itu dan ingin meminta cerai pada suaminya. Bagaimanya pertentangan dan gejolak batin yang dirasakan oleh Ambar, Gilang, dan Yuli?

Itu tadi sinopsisnya. Masih belum terlalu spoiler ya. Sekarang lanjut kita akan bahas apa saja yang bisa dikulik dari filmnya, Lesgo! (*semoga nggak terlalu spoiler ya wkwkwk)

1.  Pemilihan para castnya sangat tepat

Dimulai dari pemeran utamanya. Oka Antara sebagai Gilang. Nggak tahu kenapa ini udah paling cocok emang berperan sebagai suami yang looknya cool, mengayomi keluarganya, sayang anak-istri, tapi sebenernya dia bermain sama pikirannya sendiri, dipendam, dan boom! Marsha Timothy sebagai Ambar. Beliau sudah tidak diragukan lagi dong di ranah sineas Indonesia. Mau main dan berperan sebagai apapun selalu totalitas. Di saat ia harus menunjukkan kekesalannya kepada Gilang, saya rasa dia berhasil membawa emosi penonton mencapai titik itu. beneran bisa marah, bisa kecewa, memuncak jadi satu.

(Youtube Rapi Films Official Trailer Noktah Merah Perkawinan)

Sheila Dara sebagai Yuli. Aura baik hatinya Sheila Dara nggak bisa lepas dari pikiran. Mau jadi pelakor sekalipun, vibesnya dia nggak bisa jahat :( Dan di film ini, ditampakkan betul bahwa orang ketiganya nggak jahat kok. Stereotip tentang pelakor seketika lenyap, tidak sama sekali tampak di perawakan Yuli:’) Seolah bidadari tapi antagonis, itu Yuli namanya.

Selain tiga pemeran utamanya, para pemeran lainnya juga nggak kalah jago aktingnya. Misalnya saja Bagas, anak pertama Ambar dan Gilang ini sebenarnya masih usia sekolah (10 tahun mungkin?), tetapi dia peka dengan apa yang terjadi pada kedua orang tuanya. Dia berusaha untuk memahami keadaan tersebut dan memperlihatkan kepada Ayu, adiknya, bahwa keluarga mereka yaa harmonis seperti biasanya. Kemudian Ayu, anak kedua dari Ambar Gilang ini mungkin usianya 6-7 tahun, masih sangat bocah dan lagi polos-polosnya ya. Ayu memanggil Yuli dengan panggilan Tante Yuli (karena usia Yuli lebih muda dari ibunya). Ayu ini tipikal yang gampang dekat sama orang baru gaksiie? Sepertinya memang dididik seperti itu ya sama Ambar. Yuli pun terbuka juga dengan kepolosan dan ketulusan Ayu yang menganggap ia sebagai tante barunya. Keakraban keduanya ini juga membuat Ambar kurang berkenan pada akhirnya.

2.  Pesan moralnya nyampe banget

Setelah nonton filmnya, selang beberapa waktu ada space di twitter yang lagi ngebahas film ini. Dari banyak penilaian yang ada, saya setuju semua. Apalagi bagian moral value yang benar-benar banyak dan baru untuk saya. Di film ini juga ada Kartika, seorang penasehat pernikahan (Ayu Azhari) yang menurut saya berhasil menjadi pendengar yang baik untuk para kliennya, meskipun dalam ceritanya dia gagal mempertahankan rumah tangganya :( banyak pesan yang dapat diambil dari anjuran atau validasi Kartika yang bisa bikin saya jadi... “oh iya juga ya, bener juga ya...”

(Youtube Rapi Films Official Trailer Noktah Merah Perkawinan)

Di film ini, kalian bisa ambil pesan moral dari semua peran. Dari Mas Gilang bisa, dari Ambar bisa, dari Yuli bisa, bahkan dari perspektif Ayu dan Bagas juga bisa. Tinggal kalian saja mau ambil dari sudut pandang mana. Satu hal yang noteable buat saya, Yuli menyiratkan bahwa jatuh cinta pada orang yang salah akan sama halnya dengan menyakiti diri sendiri. Valid banget kan? Buat yang sedang merasa salah menaruh hati pasti lagi tertuding banget nih.

3.  Ada adegan yang klise

Harus diakui bahwa film ini sudah mematahkan stigma bahwa orang ketiga itu nggak semuanya mau menang, dia masih punya hati, namun di satu kondisi perasaan terlarang itu ya jadi nggak terbendung, akhirnya kebablas juga. Disini saya tidak membenarkan posisi sebagai orang ketiga ya. Perusak rumah tangga orang lain mutlak salah. Tapi, coba deh tonton film ini. Pengen tahu kalian ada di tim Ambar atau tim Yuli haha.

Adegan klise disini masih ditemukan. Klise dalam artian adegan ini masih sangat sering banget saya temui di film-film dengan genre drama-pasutri. Adegan yang saya maksud adalah saat Ambar tahu ada Yuli di kantor Gilang, kemudian Ambar tidak jadi turun dari mobilnya dan langsung putar balik tancap gas. Gilang yang tak sempat menjelaskan apa yang terjadi langsung mengejar mobil Ambar. Di beberapa film dengan genre yang sama, ada nih adegan ini. Misal saat Mas Pras yang lagi mengejar mobil Arini di film Surga yang Tak Dirindukan, atau Mas Bian yang lagi mengejar mobil Tari di film Wedding Agreement. Saya langsung teringat dengan 2 film itu. Adegan ini sebenarnya tidak ada masalah, cuma pikiran saya saja yang mudah ketrigger membandingkan dengan film lain hihi.

(Youtube Rapi Films Official Trailer Noktah Merah Perkawinan)

4.  Buat yang mau nangis, nonton aja!

Rekomendasi ke sekian kali buat temen-temen yang mau nonton, beneran tonton aja. Nggak akan kecewa sih, keluar dari studio kalian akan mendapatkan nasihat secara tersirat yang luar biasa. Di samping itu, paling mata juga kek berkaca-kaca atau mata agak sembab hihi. Film ini bener-bener mengajak perasaan kita untuk terombang-ambing. Dah buktikan sendiri aja ya.

Terlepas dari banyaknya film bagus yang tayang di bulan ini, film Noktah Merah Perkawinan adalah salah satu film yang layak dan worth it untuk ditonton. Dari alur cerita, para pemain, sinematografinya, semuanya tersaji dengan baik.

Oh iya, film ini bisa ditonton dari usia 13 tahun ya. Bukan film dewasa yang beraaat. Yang jomblo, yang ada pacar, yang mau nikah, yang baru nikah, atau yang udah nikah bertahun-tahun pun bisa nonton ini. Ceritanya banyak ditemukan disekitar kita, dan di film ini kita akan tahu dari satu perspektif baru bagaimana pasangan suami-istri struggle mempertahankan rumah tangganya. Terakhir, terima kasih kepada Kak Sabrina dan kru yang sudah membuat film se-emosional ini. tentu banyak pelajaran yang bisa diambil setelah nonton film ini.


Powered by Blogger.