Assalamualaikum teman-teman yang mau-maunya membaca tulisan ini ^^ Pada kesempatan kali ini, ijinkan saya berbagi cerita dengan kalian perihal suatu malam di hari Sabtu yang menurut saya adalah pengalaman berkesan dalam hidup saya. Jadi, Sabtu tanggal 28 Oktober lalu, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk bertemu sama si Surayah atau biasanya sih dipanggil Ayah Pidi. Tau nggak sih dia itu siapa? Mungkin pada kebanyakan orang, taunya dia ini adalah penulis novel “Dilan”, sebatas itu. Padahal, novel yang Ayah buat sebelumnya udah banyak. Eh bentar, jangan-jangan ada yang belum pernah baca novelnya “Dilan” ya? xD Baca aja guys, dijamin ada manfaatnya :)) Ayah berbagi banyak cerita kepada kami (saya tidak sendiri, bersama dengan teman-teman baru yang jumlahnya kisaran belasan begitu) yang malam itu hadir di salah satu tempat berkumpulnya pemuda-pemudi di Jember, Anglo. Berikut nih mau saya bikin poin-poin cerita si Ayah pada malam itu. Mari membacaaa ^^ (catatan: yang saya quote itu kutipan dari si Ayah, Kalo ada lebihnya, berarti saya yang ngejelasin itu ya, huehehe)
1.    “Musuh itu pasti menghina. Kamu berpikir istriku jelek gapapa. Kalo dibilang, diucapin, diomongin berarti mencela. Itu yang jadi masalah. Pendapat yang dipublish akan menjadi stimulus perdebatan.”
2.    “Anak-anak ingin keluarga yang harmonis, tetapi tidak selalu dengan wibawa. Masa orang tuanya males tapi nyuruh anaknya rajin.”
Anak dalam keluarga membutuhkan kasih sayang. Kasih sayang yang lemah lembut dan tidak kaku. Iya, kaku boleh (maksudnya tegas) tetapi bukan itu saja yang dibutuhkan. Semisal ada cara yang lebih menyenangkan dalam menasehati, memberi pelajaran begitu, mengapa tidak?
Orang tuanya dulu semasa muda, males sekolah. Eh waktu udah punya anak, nyuruh anaknya rajin sekolah. Harusnya malu ya. Anaknya pasti juga pernah ngerasain kali yang namanya males ke sekolah (dengan berbagai alasan), ahahhaa. Jadi, yang masih sekolah atau sedang mengenyam pendidikan, rajin-rajinin deh sekarang. Biar ntar kalo cerita ke anak-anaknya bisa sombong dikit (dulu nih ayah/mama rajin loh ke sekolah. Kamu juga harus begitu). Akan ada suatu hal yang dibanggakan dari anak-anak kalian nanti eaaaak. (Ini kok sok tau banget ya sayanya. Kayak yang udah pernah ngerasain punya anak, geli dah.-_- Oke teman-teman maapkeun saya)
3.    “Kita dibentuk oleh novel, iklan, dan media lainnya. Terus kita inginnya bisa seperti itu. Kenyataannya, hidup gak seperti itu aja.”
4.    “Tidak beragama berarti tidak tahu Tuhan itu siapa. Tuhan itu bukan masalah keberadaan, tapi masalah keyakinan. Tuhan itu citra. Punya 99 nama untuk bikin kamu runtuh dan tidak bisa mengakui mulianya diri.”
5.    “Aku inspiratornya siapa aja. Bahkan bagiku pemabok adalah guru. Jika ia masuk comberan, ia mengajari aku jangan seperti dia. Fir’aun itu juga guru. Dikatakan oleh Allah berulang-ulang supaya kita tidak berbuat seperti dia.”
Semua bisa kita jadikan guru. Semua bisa kita jadikan pelajaran. Hal baik kita boleh menirunya, yang buruk dari suatu hal jangan dilakukan. Mudahnya saja seperti itu.
6.    “Totalitas adalah sampai kamu merasa tidak ingin dipuji, sampai kamu tidak want to get famous, sampai kamu tidak want to get money. Totalitas yang penting niatnya.” 
Dalam berkarya, bekerja, memang diperlukan adanya totalitas agar dalam melakukan setiap halnya kita merasa puas, udah maksimal gitu. Meskipun pada kenyataannya, manusia ini tidak pernah bisa puas ya. Selalu mengusahakan yang lebih-lebih.
Saya setuju dengan pernyataan Surayah di atas. Totalitas itu berada pada prosesnya, bukan dilihat pada hasilnya.

Bentar, ini nomornya saya kasih batas sebagai pemisah. Karena yang akan dibahas akan berbeda dari yang di atas. Ini berisi QnA antara Surayah sama temen-temen seputar Dilan dan Milea. Mungkin yang belum tau Dilan dan Milea, setelah membaca QnA ini jadi sedikit lebih tau. Kalo tetap nggak tau, bisa cari di google aja ye..
7.   Q: Apakah Dilan dan Milea itu cerita nyata?
A: Itu pasti cerita nyata. Milea tanda tangan kontrak di atas materai bahwa dia bersedia menceritakan menurut sudut pandang dia.
8.   Q: Siapakah Dilan sebenarnya?
A: Nggak perlu kita tahu siapa Dilan. Dilan adalah hamba Allah tentunya. Tak perlu kita melihat wajah Rasulullah, yang penting (jelasnya) Rasulullah baik semuanya. Kalo dari Dilan, hal baiknya kita lakukan, hal buruknya kita laporkan.
9.   Q: Bagaimana kabar Lia sekarang?
A: Lia baik-baik saja. Sekarang dia di atase Kedubes PBB di Jakarta kerjanya.
10.  Q: Bagaimana dengan Cika? Akankah ada cerita tentang Cika?
A: Sudah sebagian aku ceritakan di twitter (@pidibaiq). Cika belum mau cerita sekarang. Kalo mau cerita mah, ntar tanda tangan kontrak juga di atas materai.
11.  Q: Mengapa novel Dilan bisa diangkat menjadi film padahal sebelumnya Ayah tidak mau novel ini dijadikan film?
A: Setelah novel “Dilan” best seller, banyak PH-PH (rumah produksi) besar dan bahkan sutradara-sutradara berdatangan. Suatu hari aku bertemu dengan .... (disamarin aja, yang penting beliaunya yang dimaksudnya adalah seorang produser) terus akunya bilang, “Saya mau bekerjasama dengan Anda asal saya terlibat, nurut saya. Berapanya mah terserah Anda maunya berapa, punyanya berapa.”
12.  Q: Mengapa yang memerankan sebagai Dilan adalah Iqbaal?
A: Karena Iqbaal laki-laki dan Iqbaal mau.
13.  Q: Apakah cerita Dilan mengikuti cerita Dear Nathan?
A: Iyain aja. Biasa aja akunya mah, duniawi itu. Sebenernya Dear Nathan (penulisnya yang dimaksud) itu follower aku di twitter. Tapi setelah novelnya baru jadi, terus dia unfollow aku. Akunya tetep follow dia sampai detik ini.
14.  Q: Kapan film Dilan dirilis?
A: Aku sih sebenernya tidak pernah nanya kapan rilis, seolah-olah aku yang butuh begitu ya, nunggu dia (produser) ngomong aja. Sebab meskipun 2090 pun gak masalah buat aku. Misalkan gak dirilis, apa masalahnya? Tetap biasa-biasa aja mah. Aku tetap bisa nongkrong sama teman-temanku main gaple.
Sebab itu juga tidak akan ditanyakan sama malaikat kan. “Pidi, kenapa Dilan tidak rilis-rilis?” nggak akan begitu kan? Yang perlu kita perkuat harusnya prinsip dasar hidup, bukan prinsip kapan Dilan rilis. 
Udah dulu kali ya ceritanya nih huehehe. Semoga apa yang ada di tulisan ini bermanfaat bagi yang membacanya. Atau setidaknya bisa menghibur kalian gitu, daripada gangguk gatau mau ngapa-ngapain, eh taunya nemu dan baca tulisan saya xD Maaf juga apabila dirasa tulisan saya ini kurang berkenan, boleh-boleh saja berkomentar kok, tapi jangan menghujat :D Komentar langsung disini gapapa, mau mention ke twitter (@Amalia_AZP) atau dm instagram (@zlfazp) juga nih monggo huehehehe sekalian promosi dan bisa nambah-nambah temen di media sosial kan yak :D Wassalamualaikuuuum.... ^-^)b
Powered by Blogger.