“Meaningful Family-Menjadi Keluarga Al-Quran” oleh PPPA Daarul Quran

/
0 Comments

Assalamualaikum teman-teman ^o^ Di kesempatan kali ini ijinkan saya untuk sharing ilmu dengan kalian yang mau-maunya membaca tulisan ini yaa. Saya mau cerita dulu nih. Jadi, tanggal 3 November 2017 (kalo nggak salah) itu hari Jumat. Saya ada jadwal kuliah sore jam setengah lima dan berakhir jam setengah enam. Sesampainya di rumah, tidak ada kegiatan yang produktif mengingat tugas-tugas dari dosen belum berdatangan dan untuk belajar materi pun kurang ada kemauan :D Seperti biasa, membukalah saya snapgram melalui akun instagram saya. Bukan suatu kebetulan dan sudah ditetapkan oleh Allah, saya melihat snapgram adek kelas saya yang berisi tentang ajakan untuk datang ke suatu kajian di Masjid Raudlatul Muchlisin. Judulnya cukup menarik buat saya. Yang lebih menarik juga, kajiannya gratis dan pematerinya pun mantap hahaha. Pematerinya adalah pasangan suami istri Ustadz Ahmad Slamet Ibnu Syam, Lc., M.A dan Ustadzah Nabila Abdul Rahim, Lc.  Yang masih asing membaca nama-nama beliau, boleh googling deh :D tanpa berpikir panjang, langsung seusainya sholat maghrib saya bergegas menuju Masjid Raudlatul Muchlisin dan menghubungi adek kelas saya itu agar bisa bertemu disana. Dan sekarang, saya mau berbagi ilmu yang sudah diberikan oleh beliau-beliau kepada jamaah yang hadir pada saat itu. Selamat menyimak ^-^
Sebelum kedua pemateri di atas, pembukaannya diisi oleh Gus Fikri (saya kurang tau nih asal-usulnya beliau, hehe). Pengetahuan yang baru saya dapatkan dari beliau pertama-tama adalah, kebanyakan dari kita salah kaprah dalam menyebut kitab suci umat islam. Yang lebih tepat untuk menyebutkan bendanya (barang dalam wujud fisiknya) ialah disebut mushaf, dan isinya mushaf itu barulah kita sebut sebagai al-quran.  Berikutnya beliau memaparkan manfaat dari al-quran itu sendiri, antara lain: 1. Sebagai Petunjuk (Al-quran patutnya memang selalu menjadi rujukan bagi tiap umat muslim yang sedang tersesat, tidak berada pada jalan yang benar) ; 2. Sebagai Obat (Al-quran selalu punya penawar dari berbagai macam penyakit, rohani maupun jasmani) ; 3. Pembuka dari Segala Kebaikan (Dunia ini penuh dengan tipu daya. Maka dari itu, sebelum melihat tipu daya tersebut hendaknya kita melihat al-quran, tidak hanya melihat tentunya juga memahami lalu mengamalkannya). Adapun bahaya melupakan dan meninggalkan al-quran semasa masih hidup di dunia, yaitu: 1. Hidupnya akan menjadi susah dan selalu diliputi oleh masalah. Pada QS. Thaha ayat 2 berbunyi, “Kami tidak menurunkan Al-quran ini kepadamu agar kamu menjadi susah”. Makna dari ayat ini ialah, Allah menurunkan al-quran supaya bisa kita jadikan pedoman hidup agar kita tetap berada di jalan Allah. Dengan kita mengikuti pedoman hidup itu, maka hidup kita insyaAllah akan jadi lebih teratur, terarah, dan tidak diliputi oleh masalah yang berarti. ; 2. Pada QS. Az-Zukhruf ayat 36 berbunyi, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang Maha Pemurah (Al-quran), kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya”. Naudzubillah, dari ayat itu dapat kita pahami bahwa jika kita menjauh dari ajaran al-quran, makan kita selamanya akan ditemani oleh syaitan yang pasti akan selalu menyesatkan kita. Semoga teman-teman sekalian dapat selalu terhindar dari godaan syaitan yaa, aamiiin...

Usainya Gus Fikri membuka dengan sedikit wejangannya, barulah Ustadz Ahmad Slamet menyampaikan materi utamanya. Mula-mula beliau menjelaskan keutamaan seseorang yang gemar membaca al-quran, ialah: 1. Memperoleh ketenangan hati ; 2. Mendapat rahmat dari Allah ; 3. Diliputi dan selalu diikuti oleh malaikat-malaikat Allah ; 4. Satu-persatu nama kita akan disebutkan oleh Allah di depan para malaikat. “Jumlah derajat manusia sama dengan ayat yang kita baca dan pahami”, begitu tutur beliau. Jadi, semakin banyak ayat-ayat al-quran yang kita baca, maka insyaAllah derajat kita akan semakin ditinggikan oleh Allah. Ustadz Slamet memberikan tips bagi yang ingin membaca al-quran dan rutin mengkhatamkan tiap minggu (30 juz dalam waktu 1 minggu), mantranya adalah: FA MI Y BI SYAU QIN
  1. Hari Pertama: AL FATIHAH
  2. Hari Kedua: AL-MAIDAH
  3. Hari Ketiga: YUNUS
  4. Hari Keempat: BANI ISRAIL
  5. Hari Kelima: ASY-SYU’ARA
  6. Hari Keenam: AS-SHAFFAT
  7. Hari Ketujuh: QAF ; INSYIQAQ ; AN-NAS
Jadi maksudnya begini, hari pertama kita mulai membaca surah al-fatihah, dan pada hari kedua kita harus sudah sampai pada surah al-maidah, yang berarti pada hari pertama kita telah membaca surah al-fatihah, al-baqarah, ali imran, dan an-nisa. Begitupun seterusnya. Boleh nih kita coba ya caranya Ustadz Slamet :) Sejujurnya pasti terbayang pada diri kita sangatlah berat jika mengaji 30 juz dalam waktu 7 hari. Iya, masih dalam bayang-bayang kita, belum dicoba kan? Niat untuk membaca saja sudah Allah jadikan amal baik, apalagi kita mempraktekkan. Ada pula yang beranggapan, “Buat apa kita mengaji banyak-banyak jika kita belum bisa memahami benar apa isinya.” Anggapan tersebut tidak salah sepenuhnya. Tetapi kan alangkah baiknya jika kita bisa membaca banyak dan bisa memahami maknanya. “Kuantitas jauh lebih baik jika dibarengi dengan kualitas”. Tidak apa-apa juga jika kita tidak memasang target 30 juz dalam waktu 7 hari. Yang penting, kita harus bisa istiqomah dengan niat kita untuk selalu membaca, memahami, dan mempraktekkan apa yang ada dalam al-quran. Sukur-sukur jika kita bisa mempraktekkan khatam 30 juz dalam waktu 7 hari, atau bahkan bisa lebih keren dari itu. Kita juga harus punya keyakinan yang besar terhadap al-quran. Sebelum membaca al-quran, sebaiknya kita membaca al-fatihah diikuti dengan perbanyak istighfar dan sholawat agar saat membaca hati kita dapat tenang dan dengan hati yang bersih.

Kita selalu sibuk dengan urusan duniawi hingga lupa dengan urusan akhirat. Kebanyakan dari kita beralasan tidak sempat untuk membuka mushaf dan lalu membacanya, tetapi nyatanya kita selalu sempat tiap jam bahkan tiap menit membuka ponsel pintar kita, astaghfirullah.. Kalo begitu, mana yang lebih kita pentingkan? Padahal, dunia ini sementara, akhirat yang selama-lamanya. Mindset kita masih terbalik, seharusnya kita dapat meluangkan waktu untuk membaca al-quran, bukannya membaca al-quran di waktu luang. Mari perbaiki mindset kita. Semakin sering kita meluangkan waktu membaca al-quran, insyaAllah akan diganti oleh Allah dengan waktu yang lebih barokah.

Pemateri berikutnya ialah Ustadzah Nabila Abdul Rahim, Lc yang tidak lain adalah istri dari Ustadz Slamet. Waktu itu Ustadzah Nabila sharing kepada kami yang hadir tentang bagaimana beliau dididik oleh orang tuanya untuk menjadi generasi qur’ani dan bagaimana beliau bisa menjadi Hafidzah (penghafal al-quran). Beliau bercerita bahwa, sebelum ayah dan ibunya menikah, ayahnya selalu istiqomah berdoa usai sholat selain meminta jodoh yang terbaik, beliau juga meminta kepada Allah agar kelak anak-anaknya bisa menjadi para penghafal qur’an, hafal hadits, pandai ilmu fiqih, dsb. Ayah beliau sampai sekarang pun tidak pernah putus berdoa seperti itu. Dan pada akhirnya kini, Ustadzah Nabila 4 bersaudara, keempat-empatnya insyaAllah Hafidz-Hafidzah, menghafal hadist, dan pandai ilmu fiqih. Banyak oarang bertanya-tanya bagaimana bisa menghafalkan al-quran yang setebal itu? Ustadzah Nabila pun memberitahukan bagaimana cara dia menghafalkan al-quran, diantaranya:
1.   Doa
Tanpa kita berdoa, Allah tidak akan pernah mengabulkan hajat kita, keinginan kita. Janganlah kita ini para hamba yang kerdil di hadapan-Nya, berlaku sombong berjalan di dunia ini. Gemarlah dalam berdoa, meminta apapun yang terbaik untuk diri kita. Allah pasti akan mendengarnya. Ingin menjadi penghafal al-quran, berdoa minta ke Allah semoga Allah melancarkan jalan kita dalam proses menghafal kitab-Nya itu, dengan cara yang baik dan istiqomah.
2.   Niat
Tanpa ada niatan dari diri kita sendiri, tidak akan terwujud suatu hal yang ingin kita lakukan itu. Ingin saja tetapi tidak dibarengin niat dan penerapan apa gunanya? Niatkan dalam diri kita jika benar-benar ingin menghafalkan al-quran, insyaAllah jalannya akan dipermudah oleh Allah.
3.   Lingkungan
Lingkungan sekitar kita sangat berperan dalam membentuk karakter dan pribadi kita. Maka dari itu, kita harus pandai-pandai mencari lingkungan yang kiranya baik, kitanya nyaman kalo mau melakukan segala macam kegiatan. Ustadzah Nabila lahir dan dibesarkan di Madinah. Jadi, untuk mendapatkan lingkungan yang sesuai dengan apa yang dia inginkan pun jauh lebih mudah. Di Madinah sendiri banyak anak-anak yang sangat bersemangat menghafal al-quran, bahkan tidak jarang usia 5-6 tahun sudah menjadi Hafidz-Hafidzah karena mereka berada di lingkungan yang tepat.
4.   Kedisiplinan
Disiplin waktu sangatlah dibutuhkan. Ustadzah Nabilah sempat bercerita tentang bagaimana dulu beliau membagi waktunya antara kewajibannya sekolah dan menghafal al-qur’an. Usai sekolah, beliau tidur sekitar 45 menit. Lalu kemudian beliau bangun untuk mandi, sholat, barulah mulai menghafal ayat baru atau bahkan murojaah (mengulang hafalan). Tidak hanya pada saat itu saja beliau menghafal dan mengulang hafalannya, tetapi juga di waktu lain misalnya usai sholat shubuh dan sholat maghrib.
5.   Butuh keseriusan
Serius dan tidak main-main.kalo di awal kita sudah punya niatan yang besar, untuk bisa serius pun insyaAllah jauh lebih mudah.
6.   Mempunyai sahabat yang sevisi dan semisi
Manusia tidak dapat hidup sendiri, pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Begitupun dalam proses menghafalkan al-quran. Kita juga butuh teman yang sepaham dengan kita. Bisa saja teman kita dimintai bantuan untuk mengoreksi bacaan kita, atau bahkan menghafalkan dengan membacanya bersama-sama, dan hal baik yang bisa dilakukan bersama.

          Itulah beberapa ilmu yang saya dapatkan saat datang ke kajian yang diisi oleh Ustadz Slamet dan Ustadzah Nabila. Pada intinya, untuk membangun keluarga yang qur’ani harus diniatkan dari diri kita sendiri dulu. Bagaimana bisa kita mengajak orang lain tetapi diri kita sendiri belum ada niatan melakukannya? Yuk mari kita sama-sama ngelurusin niat kita, memperbaiki diri, mencari tahu sebenarnya tujuan hidup kita di dunia ini apa, dan menjauhkan diri kita dari hal yang sesat. Akhir kata, maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan dari tulisan diatas. Semoga kita semua menjadi insan yang senantiasa selalu dalam lindungan Allah, aamiiin..



Baca Juga Nih

No comments:

Komentar dan saranmu akan bermanfaat untukku 😊

Powered by Blogger.