Teruntuk dirimu, yang akan membantuku untuk lebih percaya dengan semua ini...

Percayakah kamu, setiap malam aku bertanya pada langit malam, “Baikkah kamu sekarang?” Langit malam selalu menjawabnya dengan keadaan yang sunyi, hening, yang ada hanya suara angin malam. Tidak ada jawaban pasti dari dirinya. Dan aku meyakinkan pada diriku, jawabannya adalah kamu harus selalu baik.
Percayakan kamu, saat aku terdiam tanpa aktivitas apapun aku akan bertanya pada batinku, “Mengapa kamu selalu menghadirkan bayangan dirinya sampai saat ini pun?” Merupakan suatu kebodohan ataukah kesalahan?
Percayakah kamu, walau kita sudah lama tak bertemu tetapi aku masih yakin bahwa dirimu sangat dekat?
Percayakah kamu, ketika aku memikirkan masa depanku, salah satu lelaki yang ada dalam bayangku adalah kamu? Mungkin aku yang terlalu berharap, atau aku yang terlalu yakin?
Percayakah kamu, rindu yang ada di dalam hati ini sudah terpendam sejak beratus-ratus hari bahkan hampir seribu hari yang lalu? Aku sadar, aku tidak boleh mengungkapkannya.
Percayakah kamu, benda yang berasal darimu masih aku simpan rapi sampai saat ini? Mungkin kau mengira, benda itu sudah kubuang, karena memang benda itu adalah benda yang kurang penting, tapi nyatanya tidak.
Percayakah kamu, suatu saat nanti kita akan sama dalam kebersamaan? Jangan memaksakan, Lakum diinukum waliyadiin..
Percayakah kamu, aku tidak akan mengungkapkan perasaan ini padamu sampai kapan pun sebelum ada waktu yang tepat?

Percayakah kamu, “waktu yang tepat” itu akan datang? Entah..
Powered by Blogger.